Friday, November 14, 2014

Masyarakat Kota, Desa, dan Urbanisasi

Ada sebuah hubungan yang tak dapat dipungkiri lagi antara masyarakat perkotaan, pedesaan, dan urbanisasi. Kali ini kita akan membahas hal-hal tersebut.

Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang tinggal di kota, tempat dimana berbagai budaya bercampur baur menjadi satu. Masyarakat perkotaan adalah masyarakat kota yang jumlah penduduknya tidak menentu. 

Ada beberapa kriteria mengenai masyarakat perkotaan:

1. Kehidupan keagamaan yang kurang dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan karena cara berpikir masyarakat perkotaan yang lebih rasional.
2. Kehidupan individual, setiap orang mengurus dirinya masing-masing.
3. Perubahan sosial yang tampak lebih nyata, karena masyarakat perkotaan umumnya jauh lebih terbuka daripada masyarakat pedesaan.
4. Tempo kehidupan perkotaan yang terasa lebih cepat dan pembagian waktu yang sangat penting.

Masyarakat perkotaan cenderung memiliki sifat individualis dan lebih memperhatikan status sosial seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat perkotaan lebih mengandalkan logika dan realita yang dihubungkan dengan ilmu pengetahuan dibandingkan sesuatu yang bersifat takhayul.

Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah masyarakat perkotaan memiliki fungsi. Kota itu sendiri memiliki fungsi, misalnya:

1. Sebagai pemroduksi barang dan jasa.
2. Pusat industri yang menggerakkan suatu daerah atau negara.
3. Tempat dimana kebudayaan dapat terasimilasi atau bergabung dengan kebudayaan lain.

Kota juga memiliki berbagai aspek postif dan negatif:

Positif:

1. Perubahan sosial dan kebudayaan lebih mengalir, dibandingkan dengan pedesaan yang stagnan.
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang lebih cepat.
3. Pemikiran masyarakatnya yang lebih rasional, meningkatkan efisiensi kerja.

Negatif:

1. Individualis dan apatis, lebih mementingkan diri sendiri.
2. Kadangkala, yang terjadi bukanlah penggabungan budaya melainkan penghapusan salah satu budaya.
3. Penduduk yang heterogen menyebabkan perpecahan, percekcokan, dan berbagai masalah kriminalitas lebih sering terjadi.

Kemudian, setelah masyarakat perkotaan ada masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan, ditinjau dari segi geografis adalah masyarakat yang tinggal didaerah yang jauh dari daerah kota. Kebanyakan masyarakat pedesaan juga memiliki pekerjaan di bidang agraris.

Kriteria masyarakat pedesaan:

1. Sifat gotong royong yang melekat erat pada masyarakat pedesaan.
2. Sangat bergantung kepada letk geografis dan keadaan alam dalam kegiatan mencari nafkah.
3. Kehidupan sehari-hari yang berpegang teguh pada adat.
4. Para generasi tua memegang peranan penting dalam struktur kehidupan bermasyarakat.

Sifat yang umum pada masyarakat pedesaan adalah rasa kebersamaan yang dimiliki oleh setiap anggota-anggotanya. Masyarakat pedesaan umumnya masih memegang teguh adat dan budaya yang telah disepakati bersama.

Fungsi masyarakat pedesaan adalah sebagai penyedia bahan pangan untuk masyarakat kota, selain itu desa juga sangat berperan dalam menyediakan bahan baku untuk keperluan industri yang berada dikota.

Terkait dengan masyarakat pedesaan ada aspek positif dan negatif yang harus diperhatikan, pertama aspek positif:

1. Hubungan antar anggota masyarakat yang lebih erat.
2. Kehidupan keagamaan yang lebih kuat dan serius daripada dikota.

Negatif:

1. Pada masyarakat pedesaan sulit untuk mengubah arah pemikiran menuju ke arah yang lebih ekonomis.
2. Perkembangan teknologi yang lambat.
3. Kurang rasionalnya pemikiran masyarakat pedesaan.

Perbedaan antara kota dan desa yang mencolok dilatarbelakangi oleh berbagai unsur, yakni daerah, tata kehidupan, dan penduduk. Daerah pedesaan berbeda dengan dikota, begitu pula sebaliknya. Hal ini menyebabkan keragaman pekerjaan setiap daerah berbeda. Tata kehidupan adalah bagaimana penduduk saling berinterkasi dengan sesamanya. Penduduk kota lebih mengutamakan individu dan efisiensi dibandingkan penduduk desa yang mengutamakan kebersamaan. Terakhir, penduduk yang dimaksud disini adalah individu dan kelompok-kelompok yang membentuk masyarakat tersebut. Di kota heterogen, terdiri dari berbagai macam variasi, sedangkan didesa homogen.

Antara masyarakat kota dan desa, terdapat berbagai hubungan. Salah satu diantaranya adalah urbanisasi yang terjadi paling banyak setelah hari raya besar keagamaan. Mengapa urbanisasi bisa terjadi? Berikut adalah jawabannya:

1. Daerah yang dituju adalah pusat pemerintahan.
2. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur didesa.
3. Terpengaruh dengan iming-iming bahwa lebih sukses apabila bekerja dikota dan sebagainya.
4. Tempat yang dituju sangat strategis untuk pengembangan industri.

Mengingat banyaknya sisi negatif urbanisasi yang lebih banyak daripada sisi baiknya, pemerintah melakukan usaha-usaha untuk mengurangi jumlah urbanisasi:

1. Meningkatkan pembangunan didesa.
2. Memberikan penyuluhan tentang wirausaha kepada masyarakat desa.
3. Meratakan jumlah penduduk antara kota dan desa.

Demikian tulisan saya kali ini.

Sumber:
Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk. (1996). MKDU Ilmu Sosial Dasar (ed. kedua). Jakarta: Gunadarma.


No comments:

Post a Comment