Ada sebuah hubungan yang tak dapat dipungkiri lagi antara
masyarakat perkotaan, pedesaan, dan urbanisasi. Kali ini kita akan membahas
hal-hal tersebut.
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang tinggal di kota,
tempat dimana berbagai budaya bercampur baur menjadi satu. Masyarakat perkotaan
adalah masyarakat kota yang jumlah penduduknya tidak menentu.
Ada beberapa kriteria mengenai masyarakat perkotaan:
1. Kehidupan keagamaan yang kurang dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan karena cara berpikir masyarakat
perkotaan yang lebih rasional.
2. Kehidupan individual, setiap orang mengurus dirinya
masing-masing.
3. Perubahan sosial yang tampak lebih nyata, karena
masyarakat perkotaan umumnya jauh lebih terbuka daripada masyarakat pedesaan.
4. Tempo kehidupan perkotaan yang terasa lebih cepat dan
pembagian waktu yang sangat penting.
Masyarakat perkotaan cenderung memiliki sifat individualis dan
lebih memperhatikan status sosial seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat perkotaan lebih mengandalkan logika dan realita yang dihubungkan
dengan ilmu pengetahuan dibandingkan sesuatu yang bersifat takhayul.
Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah masyarakat
perkotaan memiliki fungsi. Kota itu sendiri memiliki fungsi, misalnya:
1. Sebagai pemroduksi barang dan jasa.
2. Pusat industri yang menggerakkan suatu daerah atau
negara.
3. Tempat dimana kebudayaan dapat terasimilasi atau
bergabung dengan kebudayaan lain.
Kota juga memiliki berbagai aspek postif dan negatif:
Positif:
1. Perubahan sosial dan kebudayaan lebih mengalir,
dibandingkan dengan pedesaan yang stagnan.
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang lebih
cepat.
3. Pemikiran masyarakatnya yang lebih rasional, meningkatkan
efisiensi kerja.
Negatif:
1. Individualis dan apatis, lebih mementingkan diri sendiri.
2. Kadangkala, yang terjadi bukanlah penggabungan budaya
melainkan penghapusan salah satu budaya.
3. Penduduk yang heterogen menyebabkan perpecahan,
percekcokan, dan berbagai masalah kriminalitas lebih sering terjadi.
Kemudian, setelah masyarakat perkotaan ada masyarakat
pedesaan. Masyarakat pedesaan, ditinjau dari segi geografis adalah masyarakat
yang tinggal didaerah yang jauh dari daerah kota. Kebanyakan masyarakat
pedesaan juga memiliki pekerjaan di bidang agraris.
Kriteria masyarakat pedesaan:
1. Sifat gotong royong yang melekat erat pada masyarakat
pedesaan.
2. Sangat bergantung kepada letk geografis dan keadaan alam
dalam kegiatan mencari nafkah.
3. Kehidupan sehari-hari yang berpegang teguh pada adat.
4. Para generasi tua memegang peranan penting dalam struktur
kehidupan bermasyarakat.
Sifat yang umum pada masyarakat pedesaan adalah rasa
kebersamaan yang dimiliki oleh setiap anggota-anggotanya. Masyarakat pedesaan
umumnya masih memegang teguh adat dan budaya yang telah disepakati bersama.
Fungsi masyarakat pedesaan adalah sebagai penyedia bahan
pangan untuk masyarakat kota, selain itu desa juga sangat berperan dalam menyediakan
bahan baku untuk keperluan industri yang berada dikota.
Terkait dengan masyarakat pedesaan ada aspek positif dan
negatif yang harus diperhatikan, pertama aspek positif:
1. Hubungan antar anggota masyarakat yang lebih erat.
2. Kehidupan keagamaan yang lebih kuat dan serius daripada
dikota.
Negatif:
1. Pada masyarakat pedesaan sulit untuk mengubah arah
pemikiran menuju ke arah yang lebih ekonomis.
2. Perkembangan teknologi yang lambat.
3. Kurang rasionalnya pemikiran masyarakat pedesaan.
Perbedaan antara kota dan desa yang mencolok
dilatarbelakangi oleh berbagai unsur, yakni daerah, tata kehidupan, dan
penduduk. Daerah pedesaan berbeda dengan dikota, begitu pula sebaliknya. Hal
ini menyebabkan keragaman pekerjaan setiap daerah berbeda. Tata kehidupan
adalah bagaimana penduduk saling berinterkasi dengan sesamanya. Penduduk kota
lebih mengutamakan individu dan efisiensi dibandingkan penduduk desa yang
mengutamakan kebersamaan. Terakhir, penduduk yang dimaksud disini adalah
individu dan kelompok-kelompok yang membentuk masyarakat tersebut. Di kota
heterogen, terdiri dari berbagai macam variasi, sedangkan didesa homogen.
Antara masyarakat kota dan desa, terdapat berbagai hubungan.
Salah satu diantaranya adalah urbanisasi yang terjadi paling banyak setelah hari
raya besar keagamaan. Mengapa urbanisasi bisa terjadi? Berikut adalah
jawabannya:
1. Daerah yang dituju adalah pusat pemerintahan.
2. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan
infrastruktur didesa.
3. Terpengaruh dengan iming-iming bahwa lebih sukses apabila
bekerja dikota dan sebagainya.
4. Tempat yang dituju sangat strategis untuk pengembangan
industri.
Mengingat banyaknya sisi negatif urbanisasi yang lebih
banyak daripada sisi baiknya, pemerintah melakukan usaha-usaha untuk mengurangi
jumlah urbanisasi:
1. Meningkatkan pembangunan didesa.
2. Memberikan penyuluhan tentang wirausaha kepada masyarakat
desa.
3. Meratakan jumlah penduduk antara kota dan desa.
Demikian tulisan saya kali ini.
Sumber:
Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk.
(1996). MKDU Ilmu Sosial Dasar (ed.
kedua). Jakarta: Gunadarma.
No comments:
Post a Comment