A.
Aliran Uang (Cash Flow) dan Penyusunannya
Cash Flow, yang dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai aliran kas, adalah “sejumlah uang yang
keluar dan masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan”.
Jika kas masuk lebih besar dari kas keluar,
akan menjadikan cash flow positif
atau surplus.Dan sebaliknya,jika kas masuk lebih kecil dari kas keluarnya, maka
hal ini disebut cash flow negatif atau defisit.
Komponen cash flow terdiri
dari Kas Masuk dan Kas Keluar.Pada umumnya unsur-unsur Kas Masuk terdiri dari
penerimaan-penerimaan,antara lain penjualan tunai, penerimaan pelunasan piutang
dagang dan piutang lainnya serta penerimaan pinjaman lain-lain. Sedangkan
unsur-unsur Kas Keluar terdiri dari pengeluaran-pengeluaran atau
pembayaran-pembayaran,antara lain pembayaran supplier, pembayaran pajak,
pembayaran cicilan/angsuran dan pengembalian pinjaman, pengeluaran biaya
operasi dan biaya-biaya lainya.
Aliran kas/cash
flow pada awal investasi suatu perusahaan adalah untuk kebutuhan awal bisnis
seperti tanah,alat-alat kantor,mobil untuk transportasi dan lain-lain.
Komponen utama cash flow:
1. Initial
cost (investasi);
2. Operational
cost;
3. Maintenance
cost;
4. Benefit /
manfaat.
Ada empat langkah dalam penyusunan
cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas.
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
B.
Transformasi
Karakteristik Alternatif Proyek ke Dalam Dimensi Moneter
Manajer proyek industri harus memperhatikan secara terperinci tentang
kebutuhan pabrik, peralatan, kebijaksanaan inventori dan lain-lain. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada awal melakukan proyek industri seperti: memilih
proses produksi yang tepat di antara beberapa kemungkinan cara memproduksi
produk industry yang sama. Perlu diperhatikan pemilihan mesin-mesin dan
peralatan yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan, yang tentunya berkaitan
dengan proses produksi dan skala output dalam produksi.
Karakteristik Alternatif Proyek:
1. Rancangan
proses
Diantara keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer operasi
adalah keputusan yang meliputi rancangan proses fisik untuk memproduksi barang
dan jasa.
-Seleksi proses
Seleksi
proses merupakan serangkaian keputusan mengenai tipe atau jenis produksi dan
peralatan yang digunakan.
Proses
produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun
tipe pesanan langganan. Dimensi klasifikasi proses produksi pertama adalah
aliran produk atau urutan operasi-operasi. Ada tiga tipe aliran :
1.
Aliran
Garis
Produk
terstandarisasi dan mengalir dari satu operasi atau tempat kerja ke operasi
berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Operasi-operasi
aliran garis dapat dibagi menjadi dua tipe produksi, yaitu :
a.
Produksi Massa (mass production)
Memproduksi
kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian
operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering
disebut sebagai repetitive process.
b.
Produksi Terus-menerus (continuous production)
Produksi yang
ditandai dengan waktu produksi yang relatif lama untuk menghindari
penyetelan-penyetelan, persiapan-persiapan lain dan kemacetan-kemacetan yang
mahal.
Pola aliran
garis biasanya efisien tetapi juga tidak fleksibel. Efisiensi ini diakibatkan
oleh substitusi proses operasi padat karya dengan proses padat modal dan
standarisasi pengerjaan tugas-tugas rutin. Tingkat efisiensi yang tinggi
diperlukan untuk menutup biaya peralatan-peralatan khusus melalui produksi
dalam volume yang relatif besar.
Contoh : Produksi mie instant, surat
kabar, dll.
2.
Aliran Intermiten
Aliran
intermiten mempunyai ciri produksi dalam kumpulan-kumpulan atau
kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang
terputur. Suatu produk atau pekerjaan akan mengalir baku sampai dengan menjadi
produk akhir tidak mempunyai pola yang pasti.
Pola aliran
intermiten sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk, karena
operasinya menggunakan oeralatan serba guna dan tenaga kerja berketerampilan
tinggi. Fleksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian
persediaan, skedul dan kualitas, di samping juga agak tidak efisien.
Pola ini
dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi atau
volume produksinya rendah, karena pola ini adalah paling ekonomis dan
melibatkan risiko paling kecil.
Contoh : Produksi furniture dan
kerjainan lainnya
3.
Aliran Proyek
Aliran ini
digunakan unuk memproduksi produk-produk khusus atau unik. Biasanya setiap unit
produk dibuat sebagai sauatu barang tunggal. Masalah signifikan dalam manajemen
proyek adalah perencanaan, pengurutan, scheduling dan pengawasan
kegiatan-kegiatan individual yang mengarahkan penyelesaiaan proyek secara
keseluruhan.
Sumber:
-http://refrigeration54.blogspot.co.id/2013/10/definisi-dan-ruang-lingkup-ekonomi_1873.html
-http://www.majalahexcellent.com/artikel/221/profit-atau-cash-flow
-Gasperz, Vincent. 1996. Ekonomi
Manajerial: Gramedia Pustaka Utama
-http://fbm-entrepreneur.blogspot.co.id/2015/04/alternatif-karakteristik-aliran-produk.html